Sunday 10 November 2013

Filsafat Anaximenes

09:37 Posted by Dziki No comments

Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros. Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos.

 

 Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Dalam proyek pemikirannya anaximenes, dia pada awalnya kesulitan untuk menerima pemikiran Anaximandros tentang to apeiron yang terlalu metafisik karena baginya, bagaimana menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Dari itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Anaximenes tentunya mengenal teori Thales menyangkut air, tapi ia tidak sependapat dengan pemikiran sespuhnya itu. Menurutnya, udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
Perubahan udara menjadi benda-benda ini kemudian terkenal dengan prinsip “pemadatan dan pengenceran” (condensation and rarefaction). Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara. Demikian ujar anaximenes kala itu.
Baiklah mari kita bedah bagaimana udara bisa berubah menjadi air, menurut anaxi menes ketika air hujan turun, berarti air itu diperas dari udara, jika air diperas lebih keras lagi, ia akan menjadi tanah. Begitulah pikirnya. Dan dia juga mungkin pernah melihat bagaimana tanah danpsir terperas keluar dari es yang meleleh. Dan dia juga beranggapan bahwa api adalah udara yang dijernihkan.
Hal ini merupakan prestasi dari pemikiran Anaximenes karena dia sudah mampu mengutarakan kejadian fisis alam semesta, walaupun kita tahu pemikiran dari Anaximenes ini terlalu spekulatif. Barangkali pula Anaximenes mengira bahwa tanah, udara dan api semuanya itu dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan. Tapi sumber dari segala sesuatu itu adalah udara atau uap.
Demikian halnya dengan jiwa, Ia menganggap bahwa jiwa tak lain adalah udara, ketika kita bernapas sebenarnya jiwa sedang dipupuk oleh udara. Anaximenes beranggapan  bumi juga bernapas layaknya manusia karena udaralah yang menyelimuti bumi.
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh.
Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam filsafat yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.

Dalam teori astronominya ia berpendapat bahwa bumi itu seperti meja bundar yang melayang di udara. Lalu Matahari, bulan dan bintang ia gambarkan bagaikan daun yang sedang melayang di udara. Saat malam hari Anaximenes menganggap bahwa matahari sedang menghilang karena terhalang oleh bagian yang tinggi. Pada dasarnya apa yang dihipotesiskan oleh Anaximenes tentu terdengar aneh oleh kita, tetapi ini merupakan sebuah persiapan bagi manusia untuk memahami lebih lanjut tentang rahasia alam.


0 comments: