Tuesday, 12 November 2013

Plato dan "Ide"

11:34 Posted by Dziki No comments
Inti sari dari filsafat Plato ialah pendapatnya tentang “Idea” atau tentang dunia Ide. itu adalah ajaran yang tergolong sulit memahaminya, namun cukup menarik apabila kita telaah secara serius. Filsafat tentang dunia Ide (Idea) ini boleh dibilang adalah landasan atau pondasi dalam memahami kaitan-kaitan filsafat Plato untuk selanjutnya.

Bermula idea itu di kemukakannya sebagai teori “Logika”, kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadidasar umum bagi ilmu, Politik, social juga mencakup pandangan Agama.

Plato percaya bahwa ide adalah realitas yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada yang dapat dikenali lewat panca indra:bunga yang berwarna warni, sekawanan kelinci putih yang cantik, atau beberpa ekor panda yang menggemeskan bila dipandang pada realitas melalui panca indara dan yang lainnya akan mati, berubah, bahkan musanah tetapi Ide tentang bunga, kelinci, dan panda tidak akan akan tetap abadi didunia Ide.

Tidak ada yang abadi, dan yang abadi didunia ini hanyalah “Ide” tiada yang lain kata plato. Ide bersifat abadi, Ide-Ide dapat masuk kedalam tubuh manusia kemudian keluar kembali setelah manusia mati.

Manusia mampu menghadirkan dunia Ide itu, ada dua cara menurut plato untuk mengenal ide tersebut yaitu, pertama Dunia Ide. Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”. dapat di kenal dengan akal budi. Sedangkan yang kedua adalah dunia indrawi, Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

Dengan kemampuan manusia menghadirkan Ide maka dunia menjadi berkembang segala pencapayan karya cipta dan peradapan yang telah di persembahkan buat dunia hingga hari ini adalah di awali dari “Ide”, dan menurut Plato diantara semua Ide yang paling tinggi ialah Ide tentang Tuhan. “Pada saat kita berfikir tentang tuhan, seolah-olah ia berada jauh diluar kosmos, namun pada saat yang bersamaan kita merasa tuhan berada begitu dekatnya menyatu dengan hati dan jiwa kita disertai bermacam ragam perasaan yang lain yang sulit dibahasakan atau di tuliskan dengan kata-kata”.

Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan "yang umum", tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.

Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya, yaitu:

a). Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.

b). Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.

c). Tuhan hanya diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak, dan lain-lain.

d). Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

Namun kemandirian Ide itu dapat digabungkan dengan Ide baik dan buruk, manakala kita membahasnya dalam tataran dunia indara,misalnya:

ketika kita menyebut bahwa wanita itu cantik, atau bunga itu jelek maka otomatis terjadi penggabungan dua Ide, yaitu Ide tentang wanita, dan ide cantik.

jadi Ide tentang wanita ataupun bunga pada dunia indra, hakikatnya dalam dunia Ide = ide tentang manusia dan ide tentang bunga.

Sedangkan cantik dan jelek = Ide gabungan (persekutuan). Karena Ide tentang baik dan buruk mutlaq ada pada setiap Ide di dunia Indra dan begitu seterusnya.

Bagi Plato Ide bersifat obyektif keberadaan Ide tidak bergantung pada daya fakir manusia, Ide itu mandiri, maksudnya walaupun tidak difikirkan Ide itu telah ada sebelumnya. Bila kita mengenal bangku dengan macam ragamnya dengan indra kita pada hakikatnya bangku itu Cuma satu di dunia ide, tidak banyak.

0 comments: