Inti sari dari filsafat Plato ialah pendapatnya
tentang “Idea” atau tentang dunia Ide. itu adalah ajaran yang tergolong sulit
memahaminya, namun cukup menarik apabila kita telaah secara serius. Filsafat
tentang dunia Ide (Idea) ini boleh dibilang adalah landasan atau pondasi dalam
memahami kaitan-kaitan filsafat Plato untuk selanjutnya.
Bermula idea itu di kemukakannya sebagai teori
“Logika”, kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadidasar umum bagi ilmu,
Politik, social juga mencakup pandangan Agama.
Plato percaya bahwa ide adalah realitas yang
sebenarnya dari segala sesuatu yang ada yang dapat dikenali lewat panca
indra:bunga yang berwarna warni, sekawanan kelinci putih yang cantik, atau
beberpa ekor panda yang menggemeskan bila dipandang pada realitas melalui panca
indara dan yang lainnya akan mati, berubah, bahkan musanah tetapi Ide tentang
bunga, kelinci, dan panda tidak akan akan tetap abadi didunia Ide.
Tidak ada yang abadi, dan yang abadi didunia ini
hanyalah “Ide” tiada yang lain kata plato. Ide bersifat abadi, Ide-Ide dapat
masuk kedalam tubuh manusia kemudian keluar kembali setelah manusia mati.
Manusia mampu menghadirkan dunia Ide itu, ada dua
cara menurut plato untuk mengenal ide tersebut yaitu, pertama Dunia Ide. Dunia
idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada
perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu
idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal
ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja,
tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan
saja konsep mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”. dapat di kenal dengan akal
budi. Sedangkan yang kedua adalah dunia indrawi, Dunia indrawi adalah dunia
yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca
indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat
mati.
Dengan kemampuan manusia menghadirkan Ide maka dunia
menjadi berkembang segala pencapayan karya cipta dan peradapan yang telah di
persembahkan buat dunia hingga hari ini adalah di awali dari “Ide”, dan menurut
Plato diantara semua Ide yang paling tinggi ialah Ide tentang Tuhan. “Pada saat
kita berfikir tentang tuhan, seolah-olah ia berada jauh diluar kosmos, namun
pada saat yang bersamaan kita merasa tuhan berada begitu dekatnya menyatu
dengan hati dan jiwa kita disertai bermacam ragam perasaan yang lain yang sulit
dibahasakan atau di tuliskan dengan kata-kata”.
Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah
maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang
sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah
mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan
"yang umum", tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari
sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya
dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.
Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa
terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak
mengetahuinya, yaitu:
a). Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b). Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang
diperbuat oleh manusia.
c). Tuhan hanya diketahui dengan cara negatif, tidak
ada ayat, tidak ada anak, dan lain-lain.
d). Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak
mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.
Namun kemandirian Ide itu dapat digabungkan dengan
Ide baik dan buruk, manakala kita membahasnya dalam tataran dunia
indara,misalnya:
ketika kita menyebut bahwa wanita itu cantik, atau
bunga itu jelek maka otomatis terjadi penggabungan dua Ide, yaitu Ide tentang
wanita, dan ide cantik.
jadi Ide tentang wanita ataupun bunga pada dunia
indra, hakikatnya dalam dunia Ide = ide tentang manusia dan ide tentang bunga.
Sedangkan cantik dan jelek = Ide gabungan
(persekutuan). Karena Ide tentang baik dan buruk mutlaq ada pada setiap Ide di
dunia Indra dan begitu seterusnya.
Bagi Plato Ide bersifat obyektif keberadaan Ide
tidak bergantung pada daya fakir manusia, Ide itu mandiri, maksudnya walaupun
tidak difikirkan Ide itu telah ada sebelumnya. Bila kita mengenal bangku dengan
macam ragamnya dengan indra kita pada hakikatnya bangku itu Cuma satu di dunia
ide, tidak banyak.
0 comments:
Post a Comment